Strategi Pemasaran Madu Mangrove di Desa Lembung Kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i4.12660Keywords:
Ekosistem Mangrove, Madu Mangrove, KUB Sabuk Hijau, SWOTAbstract
Ekosistem mangrove (bakau) adalah ekosistem yang berada di daerah tepi pantai yang di pengaruhi oleh pasang surut air laut sehingga lantainya selalu tergenang air. Keberadaan Madu Mangrove di Desa Lembung, kecamatan Galis, kabupaten Pamekasan awalnya digagas Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sabuk Hijau, warga setempat. Selain produksi madu mangrove sebagai usaha prioritas, KUB Sabuk Hijau juga mengembangkan berbagai jenis usaha lain. Di antaranya Kopi Mangrove, Teh Mangrove. Lebah Madu Mangrove yang ada di Desa Lembung Galis Pamekasan biasanya hinggap di kayu buta buta Excoecaria agallocha. Menurut hasil wawancara, yang saya lakukan dengan pembudidaya. Metode Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiyah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, wawancara terstruktur dan Analisa SWOT. KUB sabuk hijau menjual madu mangrove dengan dengan nama merek lebah madu pesisir. Harga madu berkisar antara dalam produksi ini ada 3 kemasan produk yang bisa beli diantarainya dari Rp.75.000-300.000perhitungan dari nilai ranting dan bobot faktor internal dan faktor eksternal strategi pemasaran madu mangrove di “KUB Sabuk Hijau’’ di peroleh nilai akhir faktor internal 1,30 dan faktor eksternal 1,35. Dan berada pada kuadran II dimana pada posisi ini sebuah usaha maupun industri memiliki peluang pasar yang besar, tetapi dilain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal seperti produksi terbatas dan kurangnya promosi.