Pendidikan Islam Multikultural dan Integrasi Bangsa, Model Pendidikan Islam Multikultural serta Peran Guru Dalam Pendidikan Islam Multikultural
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i1.8838Abstract
Dalam konteks pendidikan agama, paradigma multikultural menjadi landasan utama penyelenggaraan proses belajar mengajar. Pendidikan agama memerlukan lebih dari sekedar transformasi kurikulum, namun juga perubahan cara pandang agama dari pandangan eksklusif menjadi pandangan multikultural, atau paling tidak mempertahankan pandangan dan sikap yang inklusif dan pluralisme. Disadari atau tidak, kelompok-kelompok ini berbeda secara budaya dan etnis, seringkali menjadi korban rasisme dan dampaknya terhadap masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam sebagai suatu disiplin ilmu yang termasuk dalam pendidikan nasional mempunyai tugas untuk menanamkan kesadaran akan perbedaan, mengingat Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, nota bene adalah negara multi agama. Menumbuhkan kesadaran akan keberagaman agama, diperlukan format baru dalam pendidikan agama Islam dengan pengajaran yang berwawasan multikultural. Pembelajaran pendidikan agama Islam mengusung visi multikultural pendekatan dialogis untuk menanamkan kesadaran hidup bersama dalam keberagaman dan perbedaan. Pembelajaran ini dibangun atas semangat hubungan kesetaraan, saling percaya, saling memahami dan menghargai persamaan, perbedaan dan keunikan, serta interdepedensi. Ini merupakan sebuah inovasi dan reformasi yang integral dan komprehensif dalam membidangi pendidikan agama yang bebas dari prasangka, rasisme, ambiguitas dan stereotip. Pendidikan agama memberikan pengakuan terhadap visi multikultural tentang pluralitas, alat pembelajaran untuk pertemuan lintas batas, dan transformasi indoktrinasi menjadi dialog.