Manajemen Krisis PT. BSI Tbk Pasca Peretasan Data Nasabah
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i1.8620Keywords:
Public relations, krisis, SCCT, PerbankanAbstract
PT Bank Syariah Indonesia Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perbankan syariah yang sedang mengalami krisis, krisis yang terjadi adalah peretasan data nasabah yang disebabkan oleh sekelompok hacker Lockbit 3.0. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen krisis yang dilakukan public relations BSI pada kasus peretasan data nasabah dengan menganalisis Manajemen Krisis yang diantaranya, faktor terjadinya krisis tersebut, cara menanggulangi krisis, dan penyelesaian krisis. Penelitian ini menggunakan teori SSCT, Menurut Coombs & Holladay (2010) Situational Crisis Communication Theory (SCCT) membagi strategi respon krisis menjadi tiga strategi utama, yaitu : Deny Strategy, Diminishing Strategy, dan Bolstering Strategy. penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Manajemen krisis PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk pasca peretasan data nasabah terbukti responsif dan efektif. BSI mengidentifikasi serangan ransomware Lockbit, meresponsnya dengan transparan melalui press release yang mencakup permintaan maaf, tanggung jawab, dan upaya pemulihan, sesuai dengan prinsip-prinsip Situational Crisis Communication Theory (SCCT). Kolaborasi aktif dengan otoritas terkait seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) juga terjadi. Langkah-langkah keamanan tambahan dan pemberian kompensasi menunjukkan komitmen BSI untuk melindungi nasabah. Keseluruhan, manajemen krisis BSI menciptakan fondasi kuat untuk memulihkan reputasi dan membangun kembali kepercayaan masyarakat dalam menghadapi dampak peretasan data.