Landasan Filosofi Studi Integrasi Islam, Sains, Dan Budaya Nusantara
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i1.7702Keywords:
Philosophical Integration Of Islam, Science And Archipelago CultureAbstract
Membicarakan tentang integrasi sains dan agama berarti berupaya untuk memadukan antara sains dan agama, tak harus berarti menyatukan atau bahkan mencampuradukan, karena identitas atau watak dari masing-masing kedua entitas itu tak mesti hilang dan harus tetap dipertahankan. Dalam paradigma Islam, integrasi antara agama dan sains adalah sesuatu yang mungkin adanya, karena didasarkan pada gagasan ke-Esa-an (tauhid). Sudah saatnya, sains dan agama harus menghadirkan kesadaran yang muncul lewat pandangan-pandangan yang lebih harmonis, holistik, dan komprehensif. pertama, ajaran Islam berlaku bagi seluruh manusia yang tinggal di muka bumi, kapanpun sepanjang sejarah manusia. Sedangkan, detail kebudayaan dan adat-istiadat mustahil disatukan. Karena hal itu adalah keragaman yang sengaja dibuat Allah untuk kebaikan umat manusia, untuk saling mengenal satu sama lain. Kedua, konsep kedudukan manusia dalam hubunganya dengan Tuhan (hablum minallah), sesama manusia (hablum minan nas), bahkan dengan alam semesta (hablum minal ‘alam). Ketiga, konsep ilmu sebagai bagian integratif kehidupan manusia. Wahyu perdana al-Qur’an membuat deklarasi tentang penciptaan manusia dan pengajarannya.