Fatherless Effects On Individual Development; An Analysis Of Psychological Point Of View And Islamic Perspective
Abstract
Fatherless merupakan phenomena saat ini yang diartikan sebagai ketidakhadiran peran ayah dalam pengasuhan baik secara fisik maupun secara psikologis yang dikarenakan berbagai faktor seperti perceraian, kesibukan kerja, ataupun kematian. Artikel ini mencoba menganalisa pengaruh fatherless terhadap perkembangan individu yang dianalisis dari sudut pandang Psikologi dan perspektif Islam. Beberapa literatur yang terkait dengan topik dianalisis. Kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel adalah; fatherless, peran ayah, ayah, pengasuhan anak, perkembangan psikologis, pengasuhan islami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan peran ayah dalam kehidupan menyebabkan perkembangan psikologis negatif seperti kurang ambisius, rendah diri, kurang bisa mempercayai orang lain, marah, dan juga perilaku bunuh diri. Selain itu, ketidakhadiran peran ayah dalam pengasuhan menyebabkan anak merasa kecewa, putus asa, malas, dan tidak bersemangat dalam proses belajar yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar. Selain itu, baik anak laki-laki maupun anak perempuan yang mengalami fatherless dapat menjadi cenderung mencari keterikatan emosional dari pasangan yang berbeda-beda untuk mengimbangi kurangnya keterikatan emosional dari ayah. kehamilan remaja, dan kenakalan remaja merupakan efek lainnya dari fatherless dalam pengasuhan. Efek negatif fatherless seperti itu dapat dihindari jika pengasuh lain seperti wali (Kakek, Saudara Lelaki, Paman) berhasil mengambil peran ayah dan memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak. Selanjutnya, Islam menekankan peran ayah dalam banyak kisah yang ditulis dalam al-Qur'an seperti hubungan ayah-anak dalam surah Luqman. Dalam surah Luqman diceritakan bahwa Luqman sebagai seorang ayah ikut terlibat dalam pengasuhan anak dengan menjalin komunikasi yang baik dengan anak-anaknya. Selain itu, Islam juga menyoroti kuatnya ikatan antara ayah dan anak perempuan dimana ternyata sang ayah peka dan mengerti bahwa putrinya tidak hanya memintanya mengambil nabi Musa AS sebagai pekerja, tetapi juga sebagai menantu. Dapat disimpulkan, fatherless atau pengasuhan tanpa peran ayah sangat berpengaruh negatif terhadap perkembangan anak, oleh karena itu Islam mendorong ayah untuk terlibat dalam pengasuhan untuk mencegah hasil negatif tersebut. Jika ayah sudah tiada, maka hendaklah wali bagi anak tersebut mengambil peran ayah dalam pengasuhan.