Strategi Diplomasi Keamanan Maritim Untuk Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Dalam Mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i4.13452Keywords:
Krisis Pangan, Diplomasi Maritim,, Indonesia Emas 2045Abstract
Faktor penyebab terjadinya krisis pangan, salah satunya disebabkan oleh adanya Eksploitasi ikan yang berlebihan. Selain itu, adanya konflik dan ketidakstabilan politik juga menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis pangan. Salah satunya konflik antara Rusia dan Ukraina, yang menurut Mentri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan jumlah orang yang rawan pangan meningkat dua kali lipat selama kurun 2 tahun, dimana ini disebabkan oleh efek situasi Ukraina yang tengah berkonflik yang dapat memicu meningkatkan 323 juta orang. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebab terjadinya ancaman krisis Pangan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2024 dan mengetahui strategi Diplomasi Keamanan maritim yang perlu di terapkan dalam mencegah krisis pangan tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian kualitatif untuk menganalisis strategi keamanan Indonesia di bidang diplomasi maritim dalam menghadapi ancaman krisis pangan dalam rangka mewujudkan Visi Emas 2045. Penelitian kualitatif berarti peneliti mengumpulkan dan menganalisis data non-matematis sambil mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang konteks global yang mendasarinya. Peluang diplomasi dibidang maritim dapat mengatasi krisis pangan yang dihadapi oleh dunia, termasuk dengan Indonesia, yaitu diplomasi yang dilakukan antar negara diharapkan berfokus pada menghasilkan kerjasama pada Pengelolaan Sumber Daya, Pembangunan Ekonomi Wilayah Pesisir dan Pengembangan Koridor Logistik Maritim. dalam menyediakan pasokan pangan, krisis pangan menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia, sehingga sebagai upaya dalam meningkatkan keamanan maritim dalam menjamin pasokan pangan maka penulis merumuskan beberapa strategi yang dikemas dalam 3P (Pengembangan, Pembangunan dan Pengawasan).