Kekuasaan Dalam Politik Islam: Analisis Terhadap Dimensi Kedudukan Hukum Dan Kepribadian

Abstract

Artikel ini membahas pandangan Islam tentang kekuasaan dalam konteks politik. Fokus utama artikel ini adalah konsep kekuasaan secara umum, pandangan Islam terhadap politik, dan hubungan antara kekuasaan dengan politik menurut perspektif Islam. Dalam penelitiannya, penulis menggunakan metode riset kepustakaan dengan mengumpulkan data dari literatur yang relevan, termasuk Al-Qur'an, hadits, dan pendapat para ulama serta Imam Mazhab. Metode ini dilengkapi dengan teknik kutipan langsung dan tidak langsung, serta analisis data yang bersifat kualitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam Islam, politik atau siyasah tidak terbatas pada kebijakan dalam institusi terkecil seperti rumah tangga, tetapi mencakup semua aspek kehidupan bersama. Tujuannya adalah untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat, baik dalam konteks domestik maupun publik, serta dalam dimensi kultural dan struktural, baik secara personal maupun komunal. Pemahaman Islam tentang kekuasaan menekankan bahwa kekuasaan harus dijalankan dengan mengikuti contoh kepemimpinan Rasulullah saw., yang melibatkan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Pentingnya adanya keterlibatan berbagai ahli dalam bidang masing-masing untuk mencegah kekuasaan yang otoriter dan sewenang-wenang. Dalam konteks ini, Islam mengajarkan prinsip-prinsip politik yang islami, yaitu dengan merujuk pada Al-Qur'an dan sunnah Rasulullah saw. sebagai pedoman utama bagi pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian, Rasulullah saw. dianggap sebagai teladan yang sempurna bagi semua pemimpin, tidak hanya dalam komunitas Muslim, tetapi juga secara universal bagi semua pemimpin di seluruh dunia.