Situasi Komunikatif Tradisi Ngabungbang Kampung Salapan
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i4.12476Abstract
Ngabungbang adalah salah satu tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat Kampung Salapan. Kampung Salapan berstatus bakal calon kampung adat dan dikenal unik karena adanya kepercayaan masyarakat bahwa kampung ini hanya boleh dihuni oleh sembilan kepala keluarga (KK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk menguraikan aspek situasi komunikatif yang terkandung dalam tradisi ngabungbang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi komunikasi. Hasil penelitian menunjukan situasi komunikatif tradisi ngabungbang adalah kegiatan doa bersama atau bertawasul yang dilaksanakan secara rutin setiap malam sabtu mulai pukul 00.00 WIB di halaman terbuka di Kampung Salapan, Desa Gempol, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Suasana dalam tradisi ngabungbang berlangsung tenang dan khusyuk dari awal hingga akhir. Kendati terdiri atas beberapa tahapan kegiatan, tradisi ngabungbang tetap dianggap sebagai satu kesatuan situasi komunikatif yang utuh. Pendapat ini berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan oleh Abdul Syukur Ibrahim dalam buku Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi. Poin-Poin pertimbangan itu antara lain adalah keterlibatan konfigurasi yang sama yakni pemimpin kegiatan dan peserta, konsistensi kegiatan yakni permohonan dan pujian kepada Allah dan Nabinya, kesamaan ekologi yakni kesamaan lokasi dan waktu pelaksanaan