Gambaran Pengetahuan Remaja Penyandang Disabilitas Tentang Pelecehan Seksual Di SLB N 1 Bukittinggi Kota Bukittinggi Tahun 2023
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i3.10498Keywords:
Pelecehan, Seksual, Anak remaja, Pengetahuan, Pola asuhAbstract
Pelecehan seksual berasal dari dua kata dimana pelecehan adalah perbuatan atau cara melecehkan, dan seksual adalah segala hal yang berhubungan dengan seks. pihak kedua atau korban (Armiliansyah & Ni’mah, 2020). Menurut laporan dari United Nation hildren’s Fund (UNICEF), kasus pelecehan seksual pada remaja menjadi sorotan diseluruh dunia dan Indonesia. Kasus pelecehan seksual pada remaja didunia mencampai 120 juta.Yang sring banyak terjadi pada remaja meliputi pelecehan fisik, pelecehan psikologi, penelentaran, bullying, dan pelecehan seksual, diatara semua pelecehan yang terjadi pelecehan seksual yang paling dominan terjadi (Anthony, 2015). Di Indonesia, angka terjadinya kasus pelecehan seksual pada perempuan sangat tinggi. Berdasarkan data yang dikumpulkan komnas perempuan pada tahun 2019, kasus pelecehan seksual yang terjadi pada perempuan tercatat sebanyak 406.178 kasus.Berdasarkan Data Dinas Pemberdayaan Perempuan da Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat, Angka kekerasan terhadap terhadap anak di Provinsi Sumatera Barat sepanjang 2016 terdapat 393 kasus pelecehan seksual terhadap anak (PPPA, 2017). Data yang didapatkan berdasarkan laporan Polres Bukittiggi tahun 2012-2014 terdapat 68 kasus pelecehan seksual, diantara <10 tahun sebanyak 18 kasus, remaja yang usianya 10-24 tahun sebanyak 45 kasus dan diatas 24 tahun sebanyak 5 kasus. Pada tahun 2014 terjadi 11 kasus perkosaan, 3 kasus nikah paksa, 3 kasus pelecehan seksual, kekerasan seksual dalam berpacaran 2 kasus, kekerasan dalam pernikahan 2 kasus (Polres Kota Bukittinggi, 2014). Dampak dari pelecehan seksual yang paling sering terjadi adalah menderita konsekuensi perilaku, emosi dan fisik.Seperti depresi, kehilangan nafsu makan, mimpi buruk atau tidur terganggu, absensi, menurunnya kualitas sekolah, nilai menurun dan sering bolos. Perilaku pelecehan sesksual dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, persepsi, pemberian pendidikan seksual, keterlibatan guru dalam proses pembelajaran di sekolah dan cara pola asuh orang tua (Mohd Hanim et al., 2014).