Analisis Permintaan Jahe Pada Masa Pandemi COVID-19 Di Kota Kendari
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i3.10466Abstract
Meningkatnya permintaan makanan untuk menjaga imunitas seperti jahe hingga 50% merupakan fenomena baru pada masa pandemi COVID-19. Jahe merupakan tanaman biofarmaka yang memiliki kandungan shogaol dan gingerol yang terbukti dapat meningkatkan sistem imun tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jahe dan untuk mengetahui respon permintaan jahe pada masa pandemi COVID-19 di Kota Kendari. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan accidental sampling dan diperoleh sampel penelitian sebanyak 50 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jahe adalah harga jahe, harga kencur dan harga temulawak, sedangkan harga kunyit berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jahe. Variabel pendapatan konsumen, jumlah anggota keluarga dan variabel dummy (alasan membeli jahe) tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan jahe. Respon permintaan jahe akibat perubahan harga jahe itu sendiri, perubahan harga kunyit, harga kencur, harga temulawak dan perubahan jumlah anggota keluarga bersifat tidak elastis. Respon permintaan jahe akibat perubahan pendapatan konsumen bersifat elastis. Pengukuran seberapa jauh reaksi perubahan kuantitas terhadap perubahan harga dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan informasi penting mengingat dalam analisis ekonomi baik secara teori maupun praktek sangat berguna untuk mengetahui sejauhmana sensitivitas permintaan suatu komoditas terhadap perubahan harga maupun perubahan faktor-faktor lainnya yang terkait.