Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Kejadian Gagal Jantung Kongestif Di RS Ibnu Sina Makassar Tahun 2022
DOI:
https://doi.org/10.31004/innovative.v4i1.8909Abstract
Latar Belakang: Gagal Jantung Kongestif adalah kumpulan gejala kompleks akibat adanya gangguan pada proses kerja jantung, baik secara struktural maupun fungsional. Upaya untuk meningkatkan kapasitas fungsional dengan melakukan latihan fisik. Tujuan: Mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian gagal jantung kongestif di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2022. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional dengan pendekatan cohort retrospektif berdasarkan data primer melalui wawancara dengan kuesioner terstruktur IPAQ (International Physical Activity Questionnare). Hasil: Di dapatkan 28 pasien terdiagnosis gagal jantung kongestif sebanyak 16 orang berjenis kelamin laki-laki (57.1%), mayoritas pada kelompok usia 55-65 tahun sebanyak 13 orang (46.4%), 14 orang melakukan aktivitas fisik sedang (50%), 13 orang melakukan aktivitas fisik rendah (46.4%) dan 1 orang melakukan aktivitas fisik berat (3.6%) dan terdapat hubungan bermakna antara hubungan usia dengan aktivitas fisik dengan nilai p-value 0.031 (p-value < 0.05). Di dapatkan 28 pasien terdiagnosis gagal jantung kongestif berdasarkan klasifikasi NYHA dimana mayoritas berada pada kelas 2 dengan jumlah 24 orang (85,7%) dan 4 orang berada pada kelas 1 (14.3%). 28 pasien terdiagnosis Gagal Jantung Kongestif berdasarkan berdasarkan aktivitas fisik, dimana sebanyak 24 orang berada pada NYHA kelas 2. Sebanyak 11 orang melakukan aktivitas fisik rendah (45.8%), 12 orang melakukan aktivitas fisik sedang (50%) dan 1 orang melakukan aktivitas fisik berat (4.2%). Berdasarkan hasil perhitungan Chi-square diperoleh p-value = 0.914 < α = 0,05 (nilai p-value lebih besar dari α = 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara Hubungan Jenis Kelamin Pasien Jantung Kongestif dengan Aktivitas Fisik yang dilakukan pasien Gagal Jantung Kongestif di RS Ibnu Sina Makassar. Kesimpulan: Pasien terdiagnosis gagal jantung kongestif dari 28 pasien mayoritas berjenis kelamin laki-laki, kelompok usia 55-65 tahun dan berdasarkan tingkat aktivitas fisik paling banyak melakukan aktivitas fisik sedang.










